Senin, 21 Maret 2011

About Love and Betrayal - Part 2

-Dedicated to a good friend of mine-



“Love Is Just A Toy !!....”

Seorang teman baik gw pernah berkata seperti itu pada gw. Awalnya gw mengira itu sebagai ungkapan kekecewaan dia terhadap sakitnya menjalani hubungan dengan seorang wanita...
Well, sejujurnya, gw sempat berpikir kalimat itu worthless...hanya angin lalu yang diucapkan oleh seorang yang labil...

Tapi lama kelamaan, gw melihat teman gw itu tampaknya memegang teguh ucapan itu, meyakini filosofinya, meresapinya sebagai pandangan bersikap. Dan gw jadi ga tahan buat menanyakan maksud kalimat itu;


Gw : “Kenapa lu bilang “Love is just a toy”?....Kenapa bukan “Love is just a game”?

Temen gw :
“ Gini, kalo “game”; u know lah...asumsikan seperti video game, lu bermain...”memainkannya”...Saat lu menang, lu senang. Saat lu kalah, lu kecewa.....
Tapi that’s it. Saat permainan selesai, lu tidak mendapatkan apa-apa. Hanya “menang” atau “kalah”. Dan setelahnya lu akan pergi tanpa kurang suatu apapun.”

“Begitu pula cinta kalau hanya diibaratkan game; Kalian menjalaninya, kalian menikmati hubungan yang ada. Saat semua selesai, kalian pun berpisah tanpa ada kesan dan penyesalan......meaningless”

“Tapi kalo “toy”; ibaratkan seseorang dengan mainan kesukaannya...Mungkin orang itu akan setia terhadap satu mainannya, menyayanginya, menjaganya...walau banyak mainan-mainan lain yang dihadiahkan kepada orang itu.
Tapi mungkin juga orang itu akan meninggalkan mainan kesayangannya itu saat dia sudah bosan, atau saat dia menemukan mainan lain yang dia anggap lebih baik. “

“Seperti itu lah dalam hal menjalin hubungan; mungkin kita akan menemukan “toy” yang tepat, yang akan paling kita sayangi selamanya. Mungkin juga tidak, dimana kita akan membuang “toy” itu demi “toy” yang baru.....Dan kadang, malah kita lah yang ada di posisi “toy” itu...”


Gw : “OK, Kalo gitu mending kita selalu ada di posisi si pemain dong....kita lah yang memainkan dan memilih mainan yang kita sukai..Jadi kita pun ga akan sakit hati.”

Temen gw :
“ Justru dalam hal mencinta, seharusnya kita selalu menempatkan diri di posisi “toy” itu. Cintailah orang yang lu cintai itu setulus hati. Relakanlah dirimu untuk sebuah pengorbanan terhadap dia...menemani dan membuat dia bahagia bersama lu.
Dengan cara itu, lu akan tau kalo lu memang mencintai dia....dan dia pun juga akan tau.”

“Kalo dia adalah pemilik lu yang sesungguhnya, berbahagialah...karena dia akan memiliki dan menyayangi lu.....
Tapi kalo dia meninggalkan lu demi “toy” yang lain, maka lu memang bukan untuk dia. Tapi at least lu pernah berbahagia bersama dia. Dan tunggulah sampai datangnya pemilik lu yang sebenarnya.”

“Selalu berada dalam posisi “toy”, sebab itulah esensi mencinta. Tanpa berbuat apa-apa, lu memang ada untuk dia. Saat dia meninggalkan lu -memang sakit- dan tanpa lu bisa berbuat apa-apa, selalu harapkan kebahagiaan dia bersama “toy” dia yang baru......Dan disitu juga lu akan tau betapa hebat dan berartinya diri lu.”




Well, setelah mendengar penjelasan dia, gw nyadar....temen gw ini memang hebat. Pengorbanan dia untuk cinta dia ternyata amat besar....Jauh lebih besar dari apa yang mungkin bisa dan mau gw perbuat untuk cinta gw sendiri.
Tiba-tiba gw merasa kerdil...merasa “rendah”, karena pernah melecehkan filosofi dia ini, yang ternyata menyadarkan gw untuk ga bertindak egois dan oportunis terutama dalam hal cinta, dalam hal menyayangi “seseorang”.

Gw ga hidup sendiri...dan gw ga hidup untuk diri sendiri.


Tapi gw tetap pada prinsip gw untuk menjaga hati gw sendiri, menyayangi diri gw sendiri...menjaga agar tidak terluka...

Membahagiakan orang lain ga selalu berarti harus menyakiti diri sendiri, kan..?



Dan konklusi gw untuk hal ini...well, ini merupakan suatu pemikiran yang memang layak gw jadikan masukan bagi gw sendiri.

Janganlah gw menjadi “si pemain”, yang memiliki tendensi lebih besar untuk “mengkhianati”.

Condongkanlah posisi sebagai “toy”, yang siap menunjukkan ketulusan dan pengorbanan.

Tapi most of all : just enjoy life...find your lover...settle on her...don’t give up on her...and just let it flow...hahah
“ ...for heart would find its way..."


-Based on true story-





"Big thanks to dlArch....it's nice to know you, my friend"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar